Media Online Milik Gereja Kemah Injil KINGMI Papua

Minggu, 17 Oktober 2010

Doa dan Keprihatinan Kita

Bulan Juli – September 2010

LOGO  PERTAMA
             GEREJA KEMAH INJIL (KINGMI) PAPUA
Akte Notaris Nomor 37 Tanggal 20 Maret 1973
Surat Keterangan telah mendaftarkan diri di Depag RI No.E/VII/62/424/73
BADAN PENGURUS HARIAN (BPH) SINODE
   Alamat: Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 13 Jayapura, Papua Tlp. (0967) 531531

Shalom, 

Dengan menaikkan syukur dan puji kepada Tuhan,  kami mengirimkan kepada segenap warga Gereja Kingmi di Tanah Papua apa yang menjadi keprihatinan dan pergumulan doa Gereja kita. Kami berterima kasih kepada umat yang setia mendukung kita dalam dua dan dana sehingga pelayanan kita bisa berjalan dengan baik.

Kami berharap jemaat terus  setia  mendoakan pelayanan Gereja kita. Perlu kami sampaikan bahwa sejak awal September 2010, kita sudah canangkan “2010 sampai 2080 ke depan sebagai 70 tahun Penginjilan Baru, dengan bercermin kepada Sejarah Perkembangan Gereja kita (Kingmi). Sasarannya : agar kita mulai menata diri, keluarga dan jemaat menuju Gereja Kingmi yang kuat. Dengan cara merumuskan visi Gereja kita ke depan: Gereja yang keluarga-keluarga yang kuat dalam kualitas.  Bahan mengenai Arah dan kerangka Penginjilan Baru ini akan kita kirimkan untuk kita bahas bersama.
Terima kasih sekali lagi kami sampaikan kepada jemaat atas doa dan pengorbanannya. Terima kasih atas kesetiaan mendukung program Gereja, khususnya program iuran Rp 1000,- dan Klasis yang setia memenuhi kewajibannya  (perpuluhan kepada Sinode) untuk mendukung pelayanan kita,

Sinode Gereja Kingmi di Tanah Papua
Ketua

Pdt. Benny Giay
*************************************************************
Sinode
1.Kunci kantor Sinode, rumah dan kendaraan Sinode yang masih dipakai oleh Badan Pengurus Sinode periode lalu.
2. Rencana BPS untuk mengangkat 2 orang staf TU dan 2 orang staf Keuangan supaya bisa mengatur administrasi Kantor apabila iuran wajib warga ke Sinode (Rp. 1000,-) dan perpuluhan dari Klasis bisa berjalan lancar.
3. Sampai hari ini tanggal 15 Oktober kami di Sinode belum menerima honor kami. Laporan keuangan Sinode selama 3 bulan (Juli September sudah kami siapkan dan akan kami kirimkan kepada Bapak/Ibu dan semua warga jemaat. 
4.Dua rumah di atas Kantor Sinode  {lantai dua) sedang kita rencanakan untuk diperbaiki, karena air dari ke dua rumah itu serin merembes ke Kantor dan mengganggu kegiatan kantor Sinode. Doakan rencana ini.
5. Menurut Rencana Raker Sinode I (Perdana) akan diadakan dalam bulan Maret 2011 di Jayapura.

Keuangan
5.Utang Sinode hingga saat ini berjumlah Rp. 855.000.000,- (delapan ratus lima puluh lima juta rupiah) terdiri dari:
(a)                         Tanah di Puspigra Kampong Harapan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
(b)                        Lokasi Tanah Kantor Sinode Kingmi Papua Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta  rupiah )
(c)                           Utang Konferensi Wamena Rp. 130.000.000,- (seratus tiga puluh juta rupiah).
(d)                          Tagihan Air dari PAM sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) untuk kantor Sinode yang belum pernah dibayar selama 2 tahun sejak 2008.

STT Walter Post
6. STT Walter Post yang membutuhkan dana sebesar Rp 450.000.000 (empat ratus lima puluh juta rupiah) untuk perbaikan Perpustakaan dan koleksi buku dalam rangka akreditasi BAN (Badan Akreditasi Negara).
7.Selain itu STT Walter Post membutuhkan Rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah) perbulannya. Ia membutuhkan Rp. 120.000.000,- (seratus juta dua puluh rupiah) pertahun.

8. STT membutuhkan perumahan dosen. Satu rumah yang dulu dihuni alm. Marten Wariori sedang dalam kondiri rusak parah. RUmah tsb perlu diperbaiki total. Mohon dukungan doa dan dana. Demikian juga kamar mandi asrama perempuan dan asrama mahasiswi perlu direnovasi.

KLasis/Koordinator: Koordinator dan Kebutuhan
8. Antara tanggal 5 – 7 September 2010, lalu beberapa pelayan, Koordiantor, dan Ketua Klasis mengikuti kegiatan Pelayanan KKR yang dipimpin Susette Hetting dan disponsori Pemda.
9. Doakan Konprensi Klasis Jayapura berlangsung dari tanggal 14 sampai 16 Oktober 2010 diadakan di Pos 7 STT Walter Post. Konprensi Koordinator Dogiai dari tanggal 18 -21 Oktober di Monemani, Deiyai tanggal 21 sampai 24 Oktober Paniai tanggal 26 sampai 28 Oktober.

10.Dalam bulan Agustus 2010 di Klasis Persiapan Hogio (Klasis binaan dari Klasis Pasema) terjadi pembunuhan terhadap 4 orang yang dicurigai/dituduh sebagai suanggi. Menurut Ketua Klasis Pasema: Pdt. Pase dan Ev. Geradus Heluka, coordinator Yahukimo kejadian ini bukan kali pertama. Sudah sering terjadi di sana. Doakan supaya ada Tim pelayanan dari Koordinator dan Sinode ke sana.

11.Klasis Wosak, Wosak bawah, dan Kora dan Klasis Koordinator yang di Puncak Timur dll tempat yang membutuhkan beberapa SSB.

Perenungan dan Perayaan iman dan kebudayaan Suku Mee (Festifal Budaya)
12. Bulan perenungan dan perayaan iman dan kebudayaan Suku Mee dari tanggal 25 sampai 28 Oktober. Doakan kegiatan ini yang dimaksudkan untuk memberi ruang kepada warga jemaat untuk bisa mengambil waktu untuk tenang dan mengambil langkah untuk melihat diri dan potensi-potensinya dan belajar mengembangkan dirinya dalam menghadapi perubahan besar yang sedang terjadi dewasa ini.

Pembangunan Gedung Gereja
13. Beberapa bulan terakhir kita menghadapi jemaat-jemaat yang sedang membangun gedung ibadahnya sehingga membutuhkan dana. Doakan dan bantulah jemaat berikut yang sedang membangun.
(a) Jemaat AIM di Hitigima (jayawijaya) yang membutuhkan 2000 lembar sengk dan Rp. 150.000.000, (seratus lima puluh juta rupiah)-
(b) Jemaat Bozman di Wesaput, Wamena yang membutuhkan dana Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah),
© jemaat Yerusalem Kwamki Lama

Berita Keluarga
14.Pdt. Daud HEsegem, diberitakan sakit keras hari ini (tanggal 15 Oktober). Kedua lutut kakinya hampir lumpuh. Doakan hamba Tuhan itu.
Demikian juga, istri pak Jacobus Wenda (dalam keadaan sakit saat kami buat berita ini), dan Mama Ado Gobay/Pigai yang baru keluar dari Rumah Sakit Abepura (Jemaat Eklesia Pos 7 Sentani) juga. doakan

Laporan Keuangan Sinode
15.Laporan keuangan 3 bulan Sinode Kingmi (Juli – September) sudah dibuat tetapi tidak sempat disampaikan di sini. (Bendahara dan Wakil Ketua sedang ke Nabire). Laporan tsb akan kami kirimkan.      Jangan lupa kirimkan iuran dan kewajiban dan perpuluhan sdr kepada Sinode melalui no rekening berikut.              No rekening Giro
Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua
212 002 067 338
Bank Papua Cabang Utama Jayapura
*****
No rekening dana 1000
Badan Pengurus Sinode Gereja (KIngmi)
100 18 10 00 83319 4
Bank Papua Cabang Utama Jayapura

Kekerasan Negara dan Bencana Terus Memakan Korban Jiwa
16.Awal bulan Oktober ini terjadi bencana banjir dengan jebolnya bendungan di Wasior (ibu kota Kabupaten Wondama), yang menewaskan 150 orang warga tewas. Sebagian warga mengungsi ke kota Nabire dan Manokwari. Ratusan warga menderita luka dan ratusan lainnya dinyatakan hilang. Pemerintah sangat lamban dan bahkan terkesan membiarkan para korban. Doakan warga yang kehilangan keluarga dan segala-galanya.

17.Tanggal 4 Oktober 2010, Polisi Indonesia yang dikenal represif dan terus menggunakan pendekatan senjata menewaskan bapak Amos Wetipo di kota Wamena. Sebelumnya lembaga yang sama menembak mati beberapa warga di Manokwari, termasuk seorang pendeta. Doakan keluarga dan warga yang kehilangan kekasihnya.

Dialog Papua Jakarta
18.Beberapa bulan terakhir ini Jaringan Damai Papua yang dipimpin Pater Dr. Neles Tebay (Ketua STFT Abepura) sangat aktif mendesak Jakarta untuk berdialog dengan Papua untuk menyeslesaikan masalah Papua yang selama ini dicoba diselesaikan dengan senjata/kekerasan negara. Jaringan damai Papua ini sudah mendapat dukungan dari banyak pihak dan terdiri dari beberapa petugas Gereja, LSM, tokoh masyarakat dan akademisi/dosen. Beberapa warga jemaat kita ada di dalam jaringan ini. Doakan mereka, supaya Tuhan menyertai kelompok ini.

Kelompok Islam Mulai Membakar Gereja Lagi
19.Di Jawa beberapa tahun terakhir ini banyak Gereja dan golongan minoritas seperti Ahmadiyah mulai mendapat serangan dan Gedung ibadah (orang Kristen dan kelompok Ahmadiyah) yang dibakar. Para pelakunya ialah kelompok2 radikal penganut agama Islam. Mari kita doakan supaya para korban diberi kekuatan untuk menghadapi kejahatan ini.



PENGINJILAN BARU, PENGINJILAN Jilid 2
(Arah dan Program BPS KINGMI 2010 – 2080) Dengan Mata Tertuju Kepada Kristus (Ibrani 4:12)
1.Januari 1938 – Oktober 2010: Gereja KIngmi – mencatat prestasi
Kita sebgai Gereja menaikkan puji syukur kepada Tuhan atas pertumbuhan Gereja Kingmi yang dirintis sejak Januari 1938. Simak catatan berikut;
·         Kingmi Gereja Besar (500.000 jiwa)
·         73 Klasis
·         12 Koordinator
·         STT /ISSP/SMTK/ STP, dll   

2.Tetapi secara Kualitas?
Secara jumlah kita bersyukur dengan prestasi yang telah dicapai Gereja ini tetapi bukan secara mutu. Secara kualitas Gereja kita parah.
  • Amat memprihatinkan? Perahu kehidupan kita sedang menghadapi berbagai badai, Kita sedang menuju kehancuran.
  • Dan Tuhan mengutus Gereja kita ke dunia itu.
Dengan PI BARU – PI JIlid 2 UNTUK MEWUJUDKAN IMPIAN TUHAN BAGI MANUSIA (YESAYA 48:18)

3.Mengapa Kualitas Parah
Pertanyaannya mengapa?
  • Program dan Arah Pelayanan kita yang tidak utuh
  • Kita selama 70 tahun menggumuli “narasi”/proyek besar “ Menggumuli amanat Agung: Memberitakan Injil sampai ke seluruh dunia
  • Kita menuai Apa yang telah kita tanam

4.PI Baru /JILID 2 – Menuju (Untuk Menghadirkan) Yes 48:18
Dalam kondisi ketidak-berdayaan dan ketidak-pastian menghadapi kebijakan Negara yang melunpuhkan Papua, kita sebagai umat TUhan seperti bangsa Israel dalam pembuangan bisa melihat ke depan,  impian TUhan akan masa depan yang dijanjikan untuk umatNya. (Yesaya 48:18, Yermia 31:12,  
  • “…damai sejahterahmu akan seperti sungai yang tidak  pernah kering airnya, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti” (Yesaya 48:18)
  • Mereka akan datang bersorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUhan, karena gandum, angur dan minyak, karena anak-anak kambing  domba dan lembu sapi, hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik mereka tidak akan kembali merana (Yermia 32:12)
  • Dalam bahasa lain “Shalom” 

Impian masa depan dalam bahasa Alkitab tadi sering kita dengar dalam bahasa politik elit kita
  • Yogotak hubuluk moto hano rogo atau
  • Aweeta ena agapiida
  • Papua Baru
  • Papua Tanah Damai

Dengan Penginjilan Baru atau Peninjilan Jilid 2, kita umat Tuhan dalam 70 tahun ke depan secara sadar bertekad untuk memperjuangkan impian Tuhan tadi.

5. Bagaimana Melihat Pelayanan Gereja Dalam Semangat PI Baru/PI JIlid 2
Bagaimana kita seharusnya memandang Pencanangan Pengnjilan Baru?  Kita bisa melihatnya sebagai:
·         LONCENG KEBANGKITAN bagi Sinode/Klasis/Sekolah Teologi dan Warga Jemaat UNTUK memperjuangkan  Shalom YESAYA 48:18
·         Langkah menyalakan Lilin
·         Panggilan untuk: menanam benih-benih damai sejarhtera: karena kita akan menuai apa yang kita tanam hari ini.
·         Peta perjalanan pelyanan Gereja Kingmi Papua dalam 70 tahun ke depan menuju Gereja yang  kuat bagai rajawali yang terbang tinggi.
·         Seruang dari Tuhan untuk umat Kingmi ganti lagu/ anti kaset.

6.Para Pihak: Siapa yang Menghadirkan Mewujudkan Impian/Shalom tadi?

Impian tadi tidak datang sendiri. Tidak didatangkan oleh siapapun. Ia akan datang ketika ia menjadi proyek  bersama semua pihak. Siapa para pihak itu.
·         DIRI
·         KELUARGA
·         KAMPUNG
·         JEMAAT
·         KLASIS
·       SINODE  DENGAN MASING-MASING menjadi wadah penyemaian/pembibitan, menabur dan merawat benih-benih kader masa depan, dengan mata tertuju kepada Kristus (Ibrani 14:2)
Taburlah benihmu pagi-pahi hari, dan jangan memberi kepada tanganmu istirahat pada petang hari (Pengkotbah 11:6)

7. Dari Sini Ke mana?Apa yang bisa kita lakukan?

·         Kebulatan Tekad:
·         Konsientisasi
  • BERCAHAYA SEPERTI BINTANG DI DUNIA (Pilipi 2:15)
  • Setia lakukan Kebaikan-kebaikan kecil, terus menerus dengan mata tertuju kepada Kristus
  • Iuran wajib Rp.1000/bulan per warga

8. Pilihan Untuk Mengikuti Jejak dan Meninggalkan Jejak di Belakang
Ketika kita dalam pelayanan bertekad untuk memilih mengikuti arah dan kerangka ini, kita sedang memilih mengikuti jejak langkah pra pejuang iman yang digambarkan dalam Alkitab (Ibrani 11:4-40) tetapi pada saat yang sama kita akan mninggalkan jejak kita di belakang (Mazmur 17:4-5)

9. Perjalanan Kita Ibarat Bangsa Israel Keluar dari Mesir dan Babel Menuju Tanah Perjanjian
Saat menerima arah dan kerangka Penginjilan Baru di atas, sebagai diri, kleuarga dan jemaat kita ibarat (a) bangsa Israel yang memutuskan untuk keluar dari Mesir (b) melewati padang gurun (c) menuju Tanah Perjanjian. Atau (a) ibarat bangsa Israel yang mau keluar dari tawanan Babel  menuju (b) Yerusalem untuk membangun kembali kota yang telah dihancurkan oleh kekuatan-kekuatan dunia.















Selasa, 12 Oktober 2010

POTRET DEGEUWO YANG TERUS TERLUKA


( Mari Selamatkan Alam Dan Manusia Degeuwo)
Melihat kondisi masyarakat asli di Degeuwo, mengingatkan kami pada kehidupan komunitas Cordillera yaitu orang-orang tinggian di Abra Luzon Utara Pilipina di tahun 1517 mengalami krisis hidup yang luar biasa dibawah kekuatan-kekuatan kapitalis dan pemerintahan Spanyol. Saat itu orang-orang Spanyol dalam perburuan emas yang pertama di wilayah itu, membantai, menjarah dan menghancurkan desa-desa suku asli.  Hak-hak hidup mereka tidak diperhatikan pemerintah saat itu apalagi tekanan dari pendatang yang memiliki modal yang besar. Dengan uang yang banyak para pengusaha ini membeli apa saja yang mereka inginkan. Lahan-lahan produksi masyarakat diambil ahli atas nama pembangunan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan para kapitalis tadi. Mereka juga menjalankan praktek-praktek bisnis yang gelap seperti pemasokan minuman keras, narkoba, tempat-tempat berjudi dan lokalisasi. Tujuan dari kebijakan-kebijakan itu adalah membatasi ruang kebebasan rakyat untuk berkarya dan bersuara. Mereka juga ingin memonopoli semua aset hidup orang asli disana agar para pengusaha dan penguasa menjadi pengambil kebijakan untuk selamanya. Hebatnya adalah mereka tetap berusaha eksis dan melawan resim kolonial[1].

Situasi yang sama juga telihat saat Indonesia masih dijajah oleh pemerintahan kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda yang bekerja sama dengan para pengusahanya tapi juga kaum ningrat pribumi yang berkuasa saat itu membuat rakyat tak berdaya. Semua kekayaan alam diambil dan dibawah ke negeri Belanda. Rakyat pemilik hak ulayat dikerja paksakan dengan upah yang sangat rendah. Tidak hanya itu, rakyat juga dikenakan pajak yang cukup besar dan harus dibayar setiap ada penagihan. Penyiksaan, penjara dan kematian adalah hukuman yang dikenakan bagi rakyat yang mencoba melawan dua kekuatan tadi. Sehingga bagi beberapa orang Indonesia, Belanda adalah pencipta neraka di bumi Indonesia.
Wajah yang sama kami temukan di daerah Degeuwo. Sejak daerah ini terbuka bagi masyarakat umum sekitar tahun 2002 praktek-praktek ketidakadilan seperti yang tergambar dari pengalaman orang asli dari kedua negara tersebut diatas tampak nyata. Situasi seperti itu kami temukan di dua lokasi besar yakni Baya Biru dan lokasi 99.
Menurut kesaksian beberapa warga asli, para pengusaha ini masuk tanpa permisi alias masuk secara ilegal. Tanpa komunikasi dengan masyarakat asli mereka mencaplok tanah-tanah adat yang ada dan langsung melaksanakan aktivitas pendulangan. Masyarakat tak berani melawan sebab aparat keamanan memback up usaha para penambangan emas ilegal itu. Para pendatang yang hadir di sana pun menguasai pasar ekonomi lokal. Mereka mendirikan kios-kios dengan harga barang diatas kewajaran. Misalnya saja, beras satu kilo dijual dengan harga Rp.50.000; atau silet 1 buah dijual dengan harga Rp.10.000;. Mereka memanfaatkan situasi-situasi seperti itu untuk menumpuk kekayaan. Hal lain yang dibuat para pengusaha ini adalah membuka tempat-tempat lokalisasi dan tempat-tempat permainan bilyard. Kedua usaha ini dibuka hanya untuk mengais uang masyarakat asli yang didapat dari penambang emas secara sederhana. Akhirnya, yang terjadi adalah uang yang didapat dari pengusaha melalui penjualan emas itu kembali lagi ke pengusaha itu sendiri. Uang hanya singgah sesaat di tangan masyarakat asli yang melakukan aktivitas pendulangan secara sederhana itu. Itu artinya tidak ada keutungan yang diperoleh masyarakat asli pemilik hak ulayat dari hasil pendulangan mereka. Secara khusus, pembukaan lokalisasi yang ilegal itu mengundang tersebarnya penyakit HIV/AIDS secara cepat. Sampai hari ini belum ada data yang jelas tentang kemungkinan masyarakat yang menginap penyakit mematikan itu, karena memang akses pelayanan kesehatan di sana tak ada.
Masalah lain yang melilit masyarakat asli di sana adalah belum dibayarnya tututan hak ulayat dari masyarakat oleh para pengusaha. Terlihat bahwa para pengusaha ini sengaja mengulur-ulurkan waktu pembayaran dengan alasan yang tidak jelas. Sementara itu para pengusaha ini mengandeng tokoh-tokoh pemuka adat dengan memberikan sejumlah kecil uang. Kami menilai bahwa itu sengaja dilakukan untuk menciptakan konflik di dalam masyarakat pemilik hak ulayat itu sendiri.
Ketidakadilan yang mencolok di daerah ini terjadi ketika para pengusaha ini mendatangkan alat berat ke sana. Pemandangan yang dapat kita lihat setiap hari di sana adalah masyarakat asli mendulang emas dengan alat yang sangat sederhana yaitu hanya dengan kuali, linggis dan sekop. Sementara,  para penguasa menggunakan alat berat seperti eksapator. Dalam waktu yang sama pengusaha menghasilkan bergram-gram bahkan kilo gram emas sementara masyarakat hanya bisa mendapatkan satu atau dua kaca emas, itu pun jika bernasib baik[2]. Akibatnya kesejahteraan hidup penduduk asli tidak berubah, mereka masih berkutat dalam dunia kemiskinan.   
Kerusakan lingkungan alam akibat kehadiran alat-alat berat itu pun susah untuk dielakkan, karena hampir setiap hari kegiatan penambangan itu dilakukan. Diperkirakan akan banyak biota hidup bahkan tumbuhan yang merupakan kekayaan alam yang ada disekitarnya akan hancur punah. Wilayah tersebut akan menjadi tandus akibat penebangan hutan secara liar guna mendukung proses penambangan. Hal itu akan semakin parah jika dikemudian hari ada perusahan besar menduduki wilayah itu. Kerusakan lingkungan akan lebih parah dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh PT. Freeport Macmoran di Timika, sebab hanya ada satu tempat pembuangan limbah yaitu kali Degeuwo.   
Konflik antara para pengusaha dan masyarakat asli di daerah ini pun seringkali terjadi. Peristiwa yang paling terakhir terjadi adalah adanya penikaman oleh seorang pengusaha karoke terhadap Luther Bagubau di lokasi 99 pada bulan Juni 2010 kemarin. Penikaman itu terjadi tanpa alasan yang mendasar. Korban dirawat di Rumah Sakit Umum Nabire dan sekarang sudah baik keadaannya. Konflik-konflik yang sama pun pernah terjadi sebelumnya. “ beberapa tahun yang lalu aparat tembak dua orang Papua, yang satu asal suku Dani terjadi di Baya Biru dan satu lagi dari suku Ekari/Mee yang terjadi di area penambangan avansa”, demikian tutur beberapa orang bapak. Dari cerita mereka ini ada indikasi munculnya konflik yang lebih besar di kemudian hari. Dan itu disebabkan oleh rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat pemilik hak ulayat dari tiga suku yaitu Wolani, Moni dan Ekari/Mee ditambah dengan suku Dani.
Masalah terakhir yang membuat para pemilik hak ulayat tidak senang dengan para pengusaha adalah tindakan pengusaha yang tidak mematuhi Instruksi Pemerintah Paniai bernomor 53 Tahun 2009 Tanggal 27 Agustus 2009 tentang Penutupan Sementara Lokasi Penambangan Emas di Sepanjang Sungai Degeuwo Distrik Bogobaida Kabupaten Paniai dan Surat Bupati Kabupaten Paniai kepada para pengusaha bernomor 543/207/PAN/2009 Tanggal 26 Agustus 2009 tentang Pemberitahuan Penutupan Sementara Lokasi Pendulangan Emas. Surat lain yang dikeluarkan Bupati Paniai yakni surat dengan nomor 017/87/SET tertanggal 16 Oktober 2009 tentang Perintah Pengosongan dan Pengeluaran Alat-Alat Berat Dari Lokasi Pendulangan. Tidak cuma itu, sikap tidak taat dari pengusaha pun nampak dari tidak diindahkannya surat dari Kapolres Paniai bernomor B/114/X/2009/Res Pan tanggal 22 Oktober 2009 yang isinya meminta kepada seluruh pengusaha pemilik alat berat supaya mematuhi Instruksi Bupati Paniai. Sampai bulan Oktober ini masyarakat masih mempertanyakan keseriusan Pemerintah Paniai serta Kapolres Paniai dalam mengawal dan mengamankan keputusannya. Pikiran seperti itu lahir karena penambangan emas oleh para pengusaha masih terus dilakukan. Pertanyaannya adalah mungkinkah ada koorporasi antara para pengusaha dan pemerintah?
Kiranya masalah Degeuwo menjadi masalah kita bersama guna memperjuangkan keadilan, kebenaran dan damai di Degeuwo juga di tanah Papua. Sekali lagi mari kita berjuang bersama untuk menyelamatkan alam dan manusia yang ada dan mendiami daerah Degeuwo. Semoga!
       
By: Naftali Edoway, Sekertaris Departemen Perdamaian dan Keadilan Sinode Kingmi Papua

[1] Lim Teck Ghee dan Alberto G. Gomes, Suku Asli dan Pembangunan di Asia Tenggara, Yayasan Obor Indonesia. Jakarta, 1993. Hal. 4-9
[2] Agar diketahui oleh kita semua bahwa tanggal 1 Oktober kemarin tepat jam 1 siang di depan ribuan mata masyarakat asli para pengusaha penambang emas yang menambang emas dengan alat berat ini mengamankan dua drum berisi emas dari tempat pendulangan ke gudang penyimpanan di bawah pengawalan ketat aparat keamanan yang berada di sana. Kasus ini terjadi di area penambangan Baya Biru.

Selasa, 14 September 2010

Persoalan Masyarakat, Persoalan Gereja

JUBI --- Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua, Dr. Benny Giay, mengatakan, pelbagai persoalan masih mendera masyarakat di Tanah Papua. Tidak sedikit kalangan muda menghadapi persoalan pelik, mulai dari krisis jati diri akibat pengaruh budaya luar, minuman keras, HIV/AIDS, hingga tertutupnya ruang demokrasi.

“Banyak masalah terjadi setiap hari. Semua ini memaksa kita harus hadapi bersama, minimal setiap pribadi mau bangkit dan melawan permasalahan yang ada, bukan tunduk pasrah menerima begitu saja,” tutur Benny pada penutupan Pekan Rohani, Seni dan Olahraga (Proseni) Kingmi Papua II di Gereja Anthiokhia, Enarotali, Kabupaten Paniai, Sabtu (11/9) malam.

Menurutnya, persoalan di berbagai bidang, sosial, ekonomi, politik, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, tindak kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), sangat dirasakan oleh masyarakat Papua. “Terlalu besar eksesnya, sampai-sampai kitorang jadi lemah sekali.”

Untuk menghadapi dan menangkalnya, kata Benny, serahkan kepada Tuhan melalui doa dan tentunya bekerja. “Semua pihak, termasuk Gereja punya tanggungjawab untuk melihat masalah-masalah yang dihadapi masyarakat,” cetusnya.

Sesuai program kerja Sinode GKIP, sebut Giay, umat harus dibentengi dengan penguatan iman. Setiap orang sebagai ciptaan Tuhan perlu diperhatikan keluh kesah, masalah dan harapannya. ”Jemaat harus dibentengi. Para pemuda dan pemudi dibina imannya kemudian disertai pendampingan yang serius agar potensi mereka dapat dikembangkan di masing-masing bidang,” tandas dosen Sekolah Tinggi Theologia ‘Walter Post’ Jayapura.

Benny juga mengajak kepekaaan dan dukungan nyata dari denominasi Gereja lain menyikapi berbagai fenomena yang kian mengancam eksistensi umat Tuhan di Tanah Papua.

Kegiatan Proseni bertema “Berubah Untuk Menjadi Kuat” berlangsung selama enam hari (6-11/9), diikuti ribuan pemuda-pemudi dari 73 Klasis di Tanah Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat). (Markus You)

Sabtu, 11 September 2010

LIMA RATUSAN ANAK SEKOLAH MINGGU KLASIS JAYAPURA MENGIKUTI KEGIATAN SEHARI BERSAMA YESUS

Sentani, Sabtu, 11 September 2010. 
Kasih persaudaraan berarti saling membantu, bekerja sama, memiliki perasaan simpati, membangun persahabatan, dan tidak mementingkan diri sendiri. Pekerjaan yang besar akan lebih ringan jika dilakukan secara bersama-sama oleh kita dalam kasih persaudaraan. Oleh karena itu sangat penting untuk selalu memaknai kasih persudaraan dalam kehidupan kita. Demikian inti renungan yang disampaikan oleh Ibu Damaris A Giay Ketua Sekolah Minggu Klasis Jayapura. Renungan diangkat dari Ibrani 13:1 “ Pelihara Kasih Persaudaraan”

Kegiatan sehari bersama Yesus yang dikemas dalam ibadah dan perlombaan ini diikuti oleh anak-anak sekolah minggu dari jemaat-jemaat yang ada di lingkungan Klasis Jayapura. Kegiatan yang dimulai sekitar jam 9:30 pagi hingga jam 14:00 ini diikuti oleh 500-an anak sekolah minggu yang didampingi oleh guru-guru mereka. Kegiatan ini dibuat dalam rangka membangun kebersamaan dan persahabatan.  “Kami buat kegiatan ini dengan tujuan agar ada kebersamaan dan persahabatan antara anak-anak sekolah minggu serta guru yang melayani. Tidak hanya itu kami juga memprogramkan kegiatan lain kedepan yaitu lomba paduan suara tingkat remaja yang direncanakan akan dilakukan dalam bulan Oktober tahun ini. Dengan kegiatan-kegiatan seperti ini kami berharap akan menumbuhkan rasa kasih yang dalam terhadap Tuhan dan sesama serta terhadap gereja di dalam diri anak-anak ini sejak dini”, demikian kata ibu Damaris A Giay kepada media ini.

Kegiatan ini diisi dengan perlombaan-perlombaan seperti: cerdas cermat Alkitab, lompat karung, makan keripik, membawa kelereng dengan senduk dan mengantar karet dari satu tempat ke tempat yang lain. Untuk perlombaan CCA diikuti oleh anak-anak sekolah minggu kelas remaja. Perlombaan lompat karung dikuti oleh anak-anak remaja dan pratama, sedangkan lomba makan kerupuk dan membawa kelereng diikuti oleh anak-anak kelas kecil. Kegiatan berjalan sangat Meriah. Kegiatan perlombaan ini dipimpin oleh ibu Damaris A Giay dan ibu Clara P Pigay yang dibantu oleh guru-guru sekolah minggu.

Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian hadiah bagi para pemenang lomba, pengumuman kegiatan lomba paduan suara serta doa penutup yang dibawahkan oleh Ibu Pdt. C.H S Nawipa.  

Naldo

Selasa, 07 September 2010

Ribuan Pemuda KINGMI ‘Banjiri’ Enarotali

JUBI --- Kegiatan Pekan Rohani, Olahraga dan Seni (Proseni) KINGMI Papua tahun 2010 yang dipusatkan di Enarotali, Kabupaten Paniai, dihadiri ribuan pemuda-pemudi.

“Peserta Proseni II tahun ini berasal dari 72 Klasis di Provinsi Papua Barat dan Papua,” kata Ketua Panitia, Menase M. Pigai, Senin (6/9).

Peserta Proseni mulai berdatangan dari berbagai daerah sejak dua pekan lalu. Disambut hangat panitia dengan tarian khas suku Mee.

“Kami menerima para pemuda dan pemudi peserta Proseni. Kegiatannya cukup ramai. Pembukaannya tadi, dan masih akan berlanjut beberapa hari kedepan,” imbuh Menase.

Sekretaris Panitia Proseni KINGMI Papua, Pely Yogi menjelaskan, Proseni diharapkan menjadi wahana mempererat persaudaraan diantara para pemuda dan pemudi Kingmi se-Tanah Papua. “Proseni dapat memberikan satu makna tersendiri baik generasi muda Papua, karena melalui serangkaian kegiatannya akan mendalami hakikat hidup, memahami apa sumbangsih pemuda-pemudi bagi perkembangan gereja dan masyarakat umumnya. Berusaha menemukan jatidiri dan karakter sebenarnya agar tidak menjadi generasi pasif di tengah perubahan jaman,” tuturnya.

“Melalui kegiatan akbar ini kita memberikan pencerahan kepada generasi muda Papua. Selanjutnya menjadi pekerja ladang Tuhan.”

Dalam seminar, rekoleksi dan renungan, para peserta Proseni diharapkan bisa menyadari dan menggali potensi diri, berusaha mencermati tanda-tanda jaman, peka terhadap realita sosial kemasyarakatan, persoalan kemanusian. Juga kehidupan rohani serta hidup sehat sesuai ajaran Tuhan.

Proseni pertama dilaksanakan tahun lalu di Timika. Diselenggarakan oleh Departemen Pemuda KINGMI Papua. (Markus You)

Selasa, 31 Agustus 2010

SERUAN GEREJA-GEREJA PAPUA

www. google.com
SERUAN GEREJA-GEREJA PAPUA
(Menyikapi Pemanggilan POLDA Papua terhadap Pdt. Socratez Sofyan Yoman, S.Th, MA)

Dalam semangat menjaga “Papua Tanah Damai” kami pimpinan Gereja-Gereja Papua berkumpul untuk menyikapi surat panggilan Polda terhadap Sofyan Yoman Ketua Sinode PGBP. Sebagai lembaga Gereja  kami mendesak (a) Polda dan Kodam  untuk menghentikan panggilan tersebut dan lebih berkonsentarasi  membangun kepercayaan di masyarakat  Papua yang punya persepsi yang negative terhadap kedua lembaga keamanan Negara itu di Tanah Papua. (b) Menarik pasukan militer dan Brimob/Polisi dari Puncak Jaya dan mengundang Tim Independen untuk mengadakan Penelitian di sana untuk mengecek kebenaran dari pernyataan  Yoman dan (c) bersama rakyat Papua mendesak pemerintah Provinsi Papua memulai kebijakan-kebijakan pembangunan yang berpihak kepada rakyat Papua dan (d) mendesak Jakarta untuk mengakomodir aspirasi rakyat Papua dengan membuka diri untuk berdialog. Berikut kami sampaikan beberapa pertimbangan kami.
Pertama, terlihat kesan bahwa Polda dan Kodam hanya membaca pernyataan Yoman secara sepotong  sepotong dan sebagai pernyataan pribadi seorang Yoman di atas kertas  tanpa memahami persepsi yang telah lama terbangun di kalangan rakyat dan masyarakat sipil. Ide bahwa operasi militer dan kekerasan memerangi OPM di Papua yang dipelihara oleh pihak keamanan untuk kepentingan naik pangkat dan uang nyamuk sudah menjadi pendapat public. Kami menganggap aneh penangkapan terhadap Yoman lantaran pernyataan tersebut yang sudah menjadi pengetahuan semua kalangan yang telah lama membisu. Sehingga penahanan terhadap pak Yoman kami menilai sebagai langkah yang keliru untuk mengubah persepsi masyrakat tentang perilaku dan kipra TNI dan POLRI di Tanah Papua
Kedua, tindakan Polda memanggil Yoman kami menduga sebagai sebuah upaya membungkam suara kritis/kebebasan unsur masyarakat sipil mengeluarkan pendapat. Pernyataan Yoman seharusnya disikapi dengan langkah-langkah konkrit dari Polda dan Pangdam untuk menarik semua pasukan TNI POLRI dari Puncak Jaya dan mengijinkan pihak ketiga/ Tim independent untuk melakukan investigasi untuk menguji kebenaran pernyataan Pak Yoman. Karena substansi dari pernyataan pak Yoman adalah persepsi umatnya terhadap perilaku dan budaya serta pola pikir dan tindak POLRI dan TNI yang telah lama terbangun sejak Papua menjadi bagian dari NKRI. Langkah memanggil seorang Yoman untuk membungkam persepsi dan pandangan yang telah lama terbangun di masyarakat sudah salah.
Ketiga, tindakan memanggil Yoman juga kami nilai keliru bukan saja karena langkah tersebut sebagai upaya memerangi persepsi yang sudah terbangun, tetapi juga karena pernyataan Yoman dalam semangat menjalankan peranan keagamaan: peran profetis/kenabian yang disikapi secara politis dan hukum. Kami melihat pemanggilan Polda terhadap seorang tokoh Gereja Papua yang berkarya dalam  konteks Papua yang sedang mengalami penjajahan internal: penghancuran martabat (dalam kata-kata Daniel Dhakidae Kepala Litbang Kompas), tidak beda jauh lebih yang dilakukan Polisi penjajah Belanda terhadap ulama oposan Syeik Haji Rasul dari Minangkabau kelahiran 10 Februari 1879 yang seringkali dipanggil keamanan penjajah Belanda lantaran sikap kritisnya terhadap kebijakan pemerintah Belanda terkait ordonansi dalam bidang pendidikan dan bidang lain yang menyudutkan umatnya.
Keempat, logika sederhana Yoman yang mendasari pernyataannya adalah dua hal. Lembaga Negara yang memiliki badan inteleigen berlapis (dari POLRI, Kodam dan Kesbang) di Papua seakan-akan tidak berfungsi pada hal sebenarnya bisa bekerja mengantisipasi  menyelesaikan konflik yang terjadi di Puncak Jaya sejak tahun 2004 hingga sekarang. Tetapi sepertinya lembaga-lembaga itu tidak berfungsi. Di tambah dengan persepsi publik bahwa dana otsus di Puncak Jaya dipakai untuk membiayai operasi pengamanan.
Kelima, terkait operasi militer di Puncak Jaya dewasa ini yang disebutkan Yoman, kami menilainya dalam konteks Papua yang sedang mengalami penyerangan bertubi-tubi dari Jakarta untuk memusnahkan  Papua secara halus tetapi pasti. Sehingga operasi militer di Puncak Jaya dewasa ini adalah bagian dari serangan itu yang melibatkan POLRI dan TNI. Artinya TNI POLRI tidak mau tinggal diam. Serangan yang sedang dilakukan Jakarta terhadap Papua yang kami maksud adalah sbb. (a) Otonomi Khusus yang tidak dijalankan secara konsekwen, melalui kebijakan-kebijakan yang membingungkan: seperti (a1) Inpres pemekaran Provinisi Irian Jaya Barat (yang kemudian menjadi Papua Barat) yang merongrong Otsus, dan pemekaran Provinsi Papua Tengah yang akan diadakan dalam tahun ini; (a2) Rencana mendatangkan Transmigrasi ke Pegunungan  Tengah yang tersiar bulan Mei; (a3) Inpres percepatan pembangunan, (a4) PP 2007 tentang lambang daerah (a5)  Pembiaran terhahap pelayanan kesehatan yang memprihatinkan (yang menyebabkan banyak warga kurang gizi, kematian lantaran penyakit kolera, dan malaria yang menewaskan banyak warga, dll) (6) tudingan bahwa Gereja Papua mendukung separatis dan (7) pelarangan buku-buku karya penulis Papua, dll.
Jadi singkatnya Operasi militer di Puncak Jaya kami menduga adalah strategi penyerangan untuk melengkapi kebijakan kekerasan pembangunan dari Jakarta tadi. 
Keenam, persepsi bahwa operasi militer di Puncak Jaya sedang dijaga dan dilakukan untuk program pembangunan suatu institusi militer yang baru di Pegunungan Tengah juga sudah lama terbangun di masyarakat. Persepsi  itu menguat sejak pernyataan petinggi ke amanan di Jakarta akhir tahun lalu, bahwa pihaknya akan membangun Kodam Baru di Papua.
Demikian penyampaian kami. Kiranya kita diberi kekuatan untuk terus menjaga Papua Tanah Damai yang telah menjadi komitmen kita bersama.
                                                                                       
 Jayapura  11 Agustus 2010
Ketua Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua

Pdt. J.J. Krey, S.Th

Ketua Sinode Gereja Kingmi di Tanah Papua

Pdt. Benny Giay

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua

Socrates Sofyan Yoman, S.Th, MA