Media Online Milik Gereja Kemah Injil KINGMI Papua

Jumat, 20 Mei 2011

Menjadi Intelektual PApua Yang Merakyat

By: Naftali Edoway

Sejak tahun 2000 keatas terlihat banyak orang Papua mengenyam dan menamatkan pendidikan pada berbagai perguruan tinggi di Papua, luar Papua bahkan sampai ke luar negeri. Ada yang berpendidikan dengan biaya sendiri, orang tua dan keluarga tapi juga beasiswa dari lembaga pemerintah dan swasta. Harapan dari keluarga dan lembaga yang membiayai mereka adalah agar mereka menjadi intelektual yang produktif sehingga bisa membantu lembaga tapi juga meringankan beban orang tua.

Intelektual yang produktif adalah intelektual yang tidak cengeng, tidak selalu menunggu di ruang tunggu, tidak terus menunggu tes pegawai negeri tapi mereka yang mampu berkreativitas menciptakan sesuatu yang baru dan berguna bagi dirinya serta orang lain disekitarnya. Mengapa intelektual Papua harus produktif? Karena Papua menyimpan sejuta peluang. Orang Papua punya tanah sebagai modal utama tapi juga sesama orang papua lain yang bisa bekerja sama dan saling tolong menolong. Kebersamaan dalam mengolah modal tanah dan ilmu akan sangat bermanfaat bagi rakyat kecil yang selalu berusaha keluar dari kubangan penderitaan dan kemiskinan. Jika itu dilakukan kaum inteletual Papua tidak akan disebut lagi kaum “beban masyarakat”, justru kita akan disebut sebagai “penyelamat”.

Penyelamat yang dimaksudkan disini adalah mereka yang mampu memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan rakyat. Mereka yang bisa memberikan solusi atas masalah yang digumuli rakyat. Mereka yang mampu menemukan penawar/obat yang cocok bagi masyarakat yang sedang sakit. Mereka yang mampu menghibur masyarakat yang sedang berduka dan menderita, dll. Intinya, intelektual yang lahir dari rakyat harus benar-benar mengabdikan diri untuk rakyat.

Pengabdian diri kepada masyarakat dapat dilakukan dari tempat dimana kita berada saat ini. Para intelek yang bergabung dalam dunia pemerintahan, bisa mengabdi untuk rakyat dari sana, demikian pula bagi mereka yang memilih jalur swasta (Agama, LSM, dll). Fakta dilapangan dewasa ini menunjukan bahwa peran kaum intelektual di jalur swasta lebih banyak dan dominan dibandingkan intelektual yang bergerak dari dunia pemerintahan. Hal itu kemudian berpengaruh kepada tingkat kepercayaan rakyat. Hari ini intelektual Papua yang bergerak dalam bidang Agama, LSM, faksi-faksi sosial, dst sangat dipercaya rakyat Papua dari pada intelektual yang lainnya. Wajar saja penilaian rakyat itu, sebab para inteletual Papua yang berkarya di bidang pemerintahan tak mampu menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi rakyat Papua, walaupun mereka menduduki jabatan-jabatan strategis disana. Mereka hanya bisa membuka mulut besar-besar melalui media-media namun tindakannya nol. Mereka hanya bisa bilang mulut kami ini SK, seperti yang pernah diungkapkan Gubernur Papua beberapa waktu lalu didepan mama Papua yang menuntut pasar khusus bagi mereka di jantung kota Jayapura. Alasan yang lazim diungkapkan kelompok ini untuk mengambil kepercayaan rakyat tapi juga untuk menghindar dari tanggungjawab adalah “kami ada dalam sisitem dan sistem itu yang atur kami, jadi kami susah untuk bergerak”.

Pada saat tertentu, kita bisa menerima dan memaklumi alasan mereka diatas, namun saat tertentu juga mereka harus tunjukan bahwa mereka benar-benar mau mengabdi untuk kepentingan rakyat. Untuk beberapa waktu terakhir ini saya salut dengan abang Ruben Magai, S.IP dan kawan-kawannya di DPRP yang benar-benar menunjukan identitas diri mereka sebagai wakil rakyat. Sejarah baru yang mereka ukir di NKRI adalah mereka bisa memimpin mahasiswa se-Jawa-Bali melakukan demonstrasi di depan kantor Mendagri di Jakarta. Mereka tidak hanya menjadi penyalur aspirasi rakyat tapi juga memprotes sistem tidak benar yang dilaksanakan di NKRI. Walaupun mungkin beberapa orang menilai mereka sebagai wakil rakyat yang gila, stress, cari perhatian, atau perusak kredibilitas diri sebagai dewan yang terhormat. Pertanyaannya, mampukah mereka di eksekutif melakukan hal yang sama atau membuat sejarah baru yang lain untuk kepentingan rakyat? Kita bersama menunggu jawaban atas pertanyaan ini.

Berhubungan dengan peran intelektual dilapangan saya setuju dengan apa yang dikatakan Edward W. Said dalam bukunya yang berjudul “Peran Intelektual” bahwa, peran seorang intelektual adalah mengatakan sesuatu yang dianggap benar enta itu sesuai atau tidak dengan penguasa. Seorang intelektual sebaiknya menjadi oposisi ketimbang akomodasi. Karena dosa paling besar seorang inteletual adalah apabila ia tahu apa yang seharusnya dikatakan tetapi ia menghindar (membisu). Lanjutnya, tidak ada “dewa” yang harus senantiasa dipuja dan diminta petunjuk. Kalau salah harus dibilang salah. Siapa pun dia. Artinya, siapa pun di dunia ini entah dari kalangan apapun pantas untuk dikritik dan dicela, jika salah.

Kaum intelektual Papua dalam siatuasi Papua seperti sekarang ini, ada baiknya jika kita mengikuti nasehat-nasehat dari tuan Said diatas. Saya pikir kita tidak usah lagi melawan nurani kita. Kita harus buka belenggu kemunafikan kita dan menetapkan posisi kita dengan tegas. Kita harus tunjukan bahwa kita punya kebebasan untuk berpendapat dan berkreasi. Walaupun mungkin atasan kita atau mereka yang berseberangan ideologi dengan kita tidak setuju. Kita harus tunjukan bahwa kita benar-benar datang dari rakyat dan mau hidup dan berkarya bagi mereka.

Penguasa atau pemimpin kita itu adalah wakil Tuhan. Tapi mereka bukan Tuhan yang aturanNya “ya dan amin” sehingga harus selalu di patuhi. Pada waktu tertentu oleh ego dan kepentingan, mereka dapat melakukan sesuatu yang merugikan orang banyak. Saat itulah kaum intelektual tampil untuk memberikan koreksi, bukan mendukung ego dan kepentingan mereka itu.

Mari kita banyak belajar dari tokoh-tokoh seperti; Musa, Yusuf, Daniel, Yeremia, Habakuk, Kristus, Mahatma Gandi, Marthen Luther King Jr, Edward Said, Dom Helder Camara, Desmond Mpilo Tutu, George Aditjondro, Pdt. Benny Giay, dan Dumma Socrates Sofyan Yoman, dll. Membaca kisah hidup dan karya-karya mereka sungguh memberikan ispirasi dan semangat untuk terus eksis berkarya memperjuangkan hak-hak rakyat kecil. Walau jarang turun kelapangan, namun apa yang saya punya bisa saya transfer ke kawan-kawan senasib seperjuangan di kelas.

Senin, 16 Mei 2011

Kronologis Pembunuhan Terhadap Derek Adii Oleh Anggota TNI Kodim 753 Nabire

Kronologis Pembunuhan oleh Anggota TNI Kodim 753 Nabire terhadap Derek Adii (26 th) Sabtu, 14 Mei 2011.


Pada saat Kapal Penumpang masuk di setiap pelabuhan di Papua selalu terjadi insiden yang di lakukan oleh Aparat TNI/POLRI terhadap Masyarakat Papua, untuk membenarkan tindakan TNI/POLRI selalu mengatakan orang yang pendapat kekerasan dari Aparat TNI/POLRI karena mabuk atau karena melawan dengan aparat. Pada hal Masyarakat selalu tegur tindakan TNI/POLRI yang berlebihan, teguran masyarakat Papua ini ada kewajaran karena untuk perbaikan tindakan Aparat tersebut.
Seperti yang terjadi pada tanggal 14 Mei 2011 Jam 9. 00 WP di Pelabuhan Samabusa Nabire, pada saat naik ke Kapal penumpang berdempet-dempet lalu di tengah-tengah tangga itu aparat Kodim 753 berdiri lalu tambah sempit sehingga ada anak-anak kecil menangis karena terjepit antara orang dan ada yang jatuh di tangga sehingga DEREK ADII melihat tindakan TNI kodim 753 itu, DEREK ADII memberitahukan kepada anggota TNI Kodim 753 Nabire yang mengatur penumpang naik ke Kapal , kamu atur baik-baik ini kami bukan binatang kami ini manusia, dan kamu jangan mempersempit tangga/jalan kasih kesempatan masyarakat naik dulu.

Apa yang di sampaikan oleh Derek Adii itu tidak di terima baik oleh anggota TNI Kodim 753 Nabire yang bertugas malam itu mengatakan bukan kamu yang mengatur kami, tetapi kami yang mengatur kamu langsung anggota TNI yang ada di tangga itu keroyok lalu menganiaya DEREK ADII saat itu juga SERKA HANS ARU ( Tetangga di Manokwari) cabut sangkur langsung tikam di alis mata DEREK ADII luka Sobek sampai di telingga kanan, saat mengeroyok Derek ada anggota TNI yang lain mengejar masyarakat di Dermaga dan di atas kapal sesaat itu Aparat TNI buang jazatnya dibuang di celah antara Kapal dengan darmaga.
Masyarakat Biak hubungan darah mama dan Masyarakat Mee hubungan darah bapak tahan Kapal KM. Labobar sampai pagi Jam 4.00 WP di berangkatka atas kesepakatan pihak pelaku (Kodim 753) dengan keluarga korban. Karena pihak Pelaku (753) mengatakan Kodim 753 siap tanggung jawan petih mayat dan siap membiayai antar mayat sampai di Manokwari sehingga Kapal di ijinkan untuk berangkat.

Keluarga Korban menunggu apakah TIM SAR dan PIHAK KEPOLISIAN akan mencari mayat yang buang di laut darmagar atau tidak. Pihak TIM SAR maupun POLISI tidak ada berita atau kabar untuk mencari mayat yang di buang dilaut. Karena TIM SAR dan Pihak kepolisian tidak bergerak maka Keluarga korban mengambil keputusan masyarakat Papua sendiri mencari, sehingga Pihak Om atau masyarakat Biak yang ada di Samabusa menyelam untuk cari mayat di Darmaga.

Tanggal 15 Mei 2011 Jam 8. 15 wp Mayatnya di temukan 5 meter ke dalaman laut lulus dengan tempat dia dibuang, setelah itu Keluarga korban bersama masyarakat Biak mengevakuasi Mayat Kerumah Mayar RSUD Siriwini Nabire.
Ada luka tikam di alis mata sampai di telinga, Otak kecil hancur, bibir di bawah sobek dan mengeluarkan darah yang segar melalui mulut, hidung dan di luka dialis mata.
Jam 9.00wp Dari Rumah Mayat RSUD Siriwini Nabire Jenazah nya di semayamkan sementara di rumah saudaranya di Siriwini , besok Pagi di terbangkan kemanakwari dengan mengunakan Pesawat Suci air.

Wawancara dengan ibu kandungnya
Di rumah mayat RSUD Siriwini Nabire Keadilan dan Perdamaian ketemu dengan mama kandungnya lalu kami mewawancarai mamanya: Mama Mengapa Derek Adii ini di bunuh oleh TNI Anggota Kodim 753 ? mamanya mengatakan saya datang dari manakwari untuk jual buah-buahan saat datang Derek Jemput , semua jualan saya sudah habis terjual, sehingga saya dan Derek balik ke Manakwari ambil buah-buahan lagi untuk di jual di Nabire.
Pada saat naik kekapal Derek pikul Keranjang-keranjang yang mau isi buah-buah di dampinggi oleh mama adenya naik ke kapal , sampai di tangga-tangga di dia di keroyok oleh TNI anggota Kodim 753 langsung dorang bunuh langsung buang di laut.
Mama anak mau tanya lagi apakah sebelum Derek Adii Naik Kekapal lebih dulu Minum minuman berakhohol ka ? Khususnya Derek Adii tidak tahu minum mabuk , dia punya pekerjaan itu dia selalu bantu saya dan dia ini baru saja di terima sebagai pegawai Negeri i Kabupaten Deiyai Sudah lolos tunggu sk. Dan Kemarin itu dia tidak mabuk sama-sama dengan saya mau ke Manakwari ambil jualan , Jadi Apabila aparat TNI mengatakan Derek Mabuk saat itu tidak benar sebab saya mamanya tahu keadaan Derek saat itu . Derek tidak tahu mabuk ini di benarkan oleh Bapak mantunya bahwa anak ini sopan terhadap orang tua dan anak yang selalu menghargai kami orang tua bahwa dia ini orang yang tidak tahu minum mabuk .
Mama jazatnya akan di makamkan di mana ? Mayat ini saya harus di bawah pulang ke Manakwari untuk di makamkan
Mama Siapa yang akan membiayai bawah mayat ke Manakwari ? Petih mayat dan Biaya pesawat ke Manakwari Tentara yang harus bertanggung jawab sebab dorang yang bunuh . Dan hal itu kami sepakati bersama di darmaga tadi malam , kapal bisa berangkatkan dengan Jaminan Petih Mayat dan biaya Kirim mayat ke Manakwari Pihak Pelaku ( Kodim 753 tanggung jawab ).
Indentitas Korban

Nama : Derek Adii
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Mee
Status : Sudah kawin ( belum punya anak )
Pekerjaan : Calon PNS
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Manakwari

Para Pelaku
Yang mengadakan Pengeroyokan Kekerasan adalah 6 orang Anggota TNI Kodim 753 Nabire yang di, Sedang yang membunuh Mati Derek Adii dengan mengunakan sanggur adalah SERKA HANS ARU anggota Kodim 753 Nabire.
Saksi-saksi Mamanya sendiri, Mama adenya, mama tuanya, dan Seluruh masyarakat yang naik kapal saat itu dapat melihat.

Keluarga korban siap untuk mengadakan penyeranggan di rumah.
Dibunuh dan di buang ke dalam laut
Setiap orang yang punya pengalaman bunuh binatang seperti ular dan binatang lainnya itu, langsung kita bunuh kita buang ke kali atau di danau untuk menghilangkan bau keluar lalu mempengaruhi orang lain. Sama seperti yang di lakukan oleh TNI Kodim 753 di pelabuhan sama busa . Derek Adii seperti binatang langsung di bunuh di buang kedalam laut berarti TNI anggota Kodim 753 tidak menghargai harkat dan martabat orang lain.
Demikian Laporan Pembunuhan Derek Adii di pelabuhan samabusa di nabire, atas perhatian di ucapkan terima kasih

Nabire, 15 Mei 2011
Pelapor
Yones Douw
(Kordinator Keadilan dan Perdamaian wilayah teluk cenderwasih dan kepala burung)

Rabu, 11 Mei 2011

MENJADI GEREJA YANG MENABUR BENIH ( Mazmur 126:6) PEMULIHAN DAN KEUTUHAN DENGAN MELAKSANAKAN PENGINJILAN BARU/ PENGINJILANN JILID DUA

(Kata Sambutan Ketua Sinode Kingmi Pada 9 Mei 2011, Pada Acara Pembukaan Raker Sinode di Kampus STT Walter Post Jayapura)

Saudara-saudari, kordinator, Badan Pengurus Klasis dan para hamba Tuhan dan umat Tuhan di lingkungan Sinode Kingmi yang kami kasihi dalam Tuhan,

Pertama-tama, ijinkan saya sebagai Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua menyampaikan Selamat datang dan selamat merayakan HUT Kingmi yang ke 49 tahun yang baru saja kita rayakan. Kita menyukuri kebaikan dan kasih kesetiaan Tuhan atas bimbingan dan penyertaannya dalam 49 tahun Gereja Kingmi berkarya di Tanah ini. Kesempatan yang berbahagia ini, kita ingin gunakan untuk menyampaikan terima kasih kita kepada para pelayan baik hamba Tuhan dan awam yang telah mendedikasikan hidupnya selama 49 tahun ini, bagi penyebaran injil dan penguatan umat melalui Gereja Kingmi di Tanah Papua. Kita pada saat yang sama mengakui kelalaian dan kegagalan kita (baik secara sadar maupun tidak) baik secara pribadi maupun secara lembaga Gereja dalam memenuhi tugasnya di tanah ini.
Ijinkan saya menggunakan kesempatan ini menyampaikan kesepakatan kami Badan Pengurus bersama Penasehat rencana kita tahun (2012) kita merayakan 50 tahun Gereja Kingmi berkarya di tanah Papua. Untuk itu, dalam Raker ini kita akan membentuk Panitia Yubelium; agar melalui wadah ini kita sebagai Lembaga Gereja akan merenungkan secara kritis apa yang telah kita jalani, selama 50 tahun supaya kita bisa melihat ke depan dan merumuskan apa yang kita lakukan untuk mewujudkan impian Tuhan di Tanah ini.

Kedua, pada hari ini ketika kita mengadakan Raker Sinode di Pos ini dan ketika kita berencana menyelenggarakan 50 tahun Gereja Kingmi berkarya di Tanah Papua, Gereja Kingmi di Tanah Papua, secara masyarakat kita sedang menghadapi perubahan dan kejadian yang besar yang akan berdampak besar ke depan. Kita sebutkan beberapa perkembangan dan perubahan yang akan berdampak besar terhadap kita dan generasi kita masa depan. (a) Pemekaran Provinsi dan Kabupaten yang membuka pintu selebar-lebarnya bagi masuknya agama-agama, aliran dan budaya baru dan kepentingan baru ke tengah-tengah kampung dan masyarakat dan jemaat kita dalam jumlah yang tidak kita bayangkan; (b) Masuknya pendatang dan pelaku-pelaku ekonomi secara berlebihan lewat pesawat setiap hari dan lewat kapal mewah yang masuk setiap minggu, (c) Selain itu kita juga sebagai masyarakat dan umat terus menjadi korban kekerasan Negara. Kekerasan Negara di Puncak Jaya, Wamena, Paniai dll bukanlah hal baru di masyarakat. Dan (d) Otonomi Khusus yang gagal (d1) memberi perlindungan, (d2) menunjukkan keberpihakan dan (d3) gagal memberi penguatan kepada Orang Asli Papua sehingga telah dikembalikan oleh masyarakat. (e) sejak awal April 2011 lalu kami berhadapan dengan ribuan anak Papua yang diangkut ke Pesantren di Jawa. Sebagian anak-anak ini yang tidak tahan ditaruh/ disekap dalam Pesantren melarikan diri karena tidak tahan mengalami kekerasan. Tetapi ribuan sedang ada di pesantren. Apa yang akan mereka lakukan pada saat mereka kembali ke Papua 10 – 15 tahun dari sekarang? Mereka akan menaikkan bendera apa?
Semua ini kita memandangnya dalam terang Firman Tuhan sebagai “tanda-tanda jaman“ yang disebutkan oleh Tuhan Gembala kita dalam ((Matius 16:3)

Ketiga, pertanyaannnya: bagaimana kita menghadapi tanda-tanda jaman ini? Bagaimana kita harus hidup supaya “roh kita tidak padam”? atau dipadamkan? Sinode Kingmi telah mencanangkan Penginjilan Jilid Dua atau Penginjilan baru. Demikian juga tema Perayaan HUT kita tahun ini adalah dalam rangka menghadapi tanda-tanda jaman tadi. PI Jilid satu dimulai Januari 1938 sampai tahun September 2010. Selama 70 tahun kita sebagai Gereja dan umat hari ini melihat hasil: Gereja Kingmi yang besar ini adalah hasil dari Penginjilan Jilid Satu. Tetapi secara mutu atau isi dan kualitas kita tidak berdaya. Dengan Penginjilan Baru atau Penginjilan Jilid dua yang kita canangkan sejak September 2010 – 2080 kita bertekad dan komit untuk membangun Gereja yang berkualitas. Gereja yang tangguh, yang ke depan, bisa menjadi Gereja penentu arah dan menghadapi tanda-tanda jaman tadi.

Keempat, sebagai manusia bertanya: kalau demikian, Apa yang kita lakukan hari ini dan selanjutnya, supaya impian dan harapan untuk menjadi “Gereja yang diperhitungkan” bisa terwujud? Apa yang perlu kita bahas dan gumuli dalam Raker Sinode seperti ini: supaya “harapan menjadi Gereja penentu atau Gereja yang diperhitungkan” itu bisa terwujud. Apa yang kita lakukan hari ini dan tahun-tahun depan supaya ke depan kita bisa menjadi Gereja yang berkualitas? Di mana kita bisa mendapat petunjuk menghadapi tanda-tanda jaman ini?
(a) Perhatikan dan camkan kata-kata Firman Tuhan berikut: kamu bangsa (orang asli) Papua berharga di mata Tuhan. “Oleh karena engkau berharga di mataKu” (Yesaya 43:4). Mulai hari ini hiduplah sebagai orang yang berharga dan bermartabat.
(b) Peliharalah “cahaya dan terang” yang ditaruh Tuhan dalam hati batin dan kehidupanmu. Peliharalah cahaya dan terang yang telah Tuhan taruh dalam hati batin dan kehidupanmu dan kehidupan istri, anak dan tetanggamu. Simak Firman Tuhan: “Sekarang kamu adalah terang”, hiduplah sebagai anak-anak terang”.(Epesus 5:8-9 )
(c) Jadilah kuat melawan kuat kuasa yang mematikan, dan memadamkan terang tadi (butir b) di atas. Epesus 6: 10 – 12) “hendaklah kamu kuat, dalam kekuatan kuasaNya” melawan segala tipu dan program dan kebijakan yang bertujuan matikan “cahaya yang Tuhan berikan kepada semua insan manusia”.
(d) Dengan “mata tertuju kepada Kristus” (Iberani 12:2) belajarlah dari semut “hai warga dan pengerja Gereja Kingmi yang pemalas (Amsal 6:8-11). Bagaimana menghadapi tanda-tanda jaman tadi? Dengan mata tertuju kepada Kristus belajarlah dari semut: bekerja keras memenuhi kebutuhan makan dan minum, kebutuhan akan rumah yang layak huni, kebutuhan akan gizi, kebutuhan akan pendidikan. Belajarlah menjadi mandiri dalam ekonomi rumah tangga, Mulai hari ini tanggal 9 Mei 2011 marilah camkan Firman TUhan berikut: Yeremia 29:5, 7. Dirikanlah rumah untuk kamu diami dan buatlah kebun kamu nikmatui hasilnya… Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu pergi, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan sebab kesejahteraanya adala kesejahteraanmu”.
(e) Menyembah Tuhan yang tidak pandang bulu dan membela hak anak yatim piyatu dan janda dan menunjukkan kasihNya (Ulangan 10:17, 18) dan membela nasib orang yang tertindas dan miskin (Mazmur 140:13)

Umat Tuhan yang kami kasihi, inilah sari dari apa yang kita sebut Penginjilan Baru, Penginjilan Jilid 2, yang kita mau kerjakan bersama ke depan. Semangat penginjilan Baru dan Penginjilan Jilid 2 terdapat renungan (a sampai d) di atas. Apabila pikiran, catatan dan renungan ini diterima, direnungkan dan dipraktekkan dan dibicarakan, kita, tanpa di sadari telah mengambil bagian dalam melaksanakan program PI Jilid dua atau PI Baru dan sekaligus , kita mulai menjadi Gereja yang menabur benih.
Ketika kita mulai mengambil langkah ini, kita sudah mulai menjadi Gereja yang mengambil kendali dan menjadi Gereja penentu masa depan apabila kita menjadikan Raker Sinode ini sebagai momentum untuk membarui tekad dan janji kita dan melaksanakan Penginjilan Jilid dua dan menjadi “pelaku dari Firman”: Gereja penabur benih (Mazmur 126:5.6).

Selamat Melaksanakan Raker Sinode .

Jayapura, 9 Mei 2011

Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua



Pdt. Benny Giay

Rabu, 04 Mei 2011

STATEMENT POLITIK RAKYAT PAPUA TANGGAL 1 MEI 2011

Pada hari ini tanggal 1 mei 2011 kami rakyat bangsa Papua Barat yang dimediasi oleh Komite Nasional Papua Barat menyatakan sikap kami bahwa:
1. Kami Rakyat Pribumi Papua Barat tidak pernah dan tidak akan pernah menerima Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk menduduki wilayah kami Papua Barat.
2. Proses memasukkan wilayah kami Papua Barat kedalam penguasa negara republik indonesia (NKRI) mulai dari tahun 1963 hingga tahun 1969 atas kerja sama indonesia, amerika serikat, belanda dan PBB adalah suatu rakayasa yang penuh dengan pelanggaran terhadap standar-standar dan prinsip hukum internasional. Karena kami selaku pemilik wilayah Papua barat tidak pernah dilibatkan dalam pertemuan dan perjanjian-perjanjian internasional yang membicarakan status politik wilayah kami Papua Barat.
3. Perjanjian sepihak yang dibuat dalam “New York Agreement” tidak dilaksanakan sepenuhnya oleh PBB, indonesia dan Belanda saat PEPERA tahun 1969 dimana kami rakyat Papua Barat tidak pernah diberi hak Politik untuk memilih berdasarkan prinip “one man one vote” dalam pelaksanaan pepera yang dilakukan oleh 1025 perwakilan yang ditunjuk oleh Indonesia untuk memilih mewakili kami rakyat bangsa Papua Barat. Ini adalah suatu pelanggaran terhadap hak politik kami bangsa Papua barat.
4. Negara kesatuan republik indonesia (NKRI) melalui operasi-operasi tumpasnya telah membunuh sebagian besar penduduk pribumi papua barat sejak DOM (Daerah Operasi Militer) diterapkan di Papua Barat sejak tahun 1963.
5. Negara keastuan republik indonesia telah mengejar, mengintimidasi, meneror, memenjarahkan dan membunuh orang-orang Papua Barat yang berjuang demi hak dan kedaulatan bangsa Papua Barat.
6. Otsus bukan solusi penyelesaian masalah Papua Barat, karena kami rakyat Papua Barat yang ada diatas tanah Papua Barat tidak pernah menyetujui pemberlakukan Otonomi Khusus, program UP4B dan segala kebijakan negara republik indonesia di Papua Barat
7. Barang siapa yang mendukung Otsus dan segala kebijakan negara RI di Papua Barat, mereka adalag bagian dari penjajah yang sedang berkompromi bersama indonesia untuk meniadakan hak politik kami rakyat pribumi papua, karena masalah utama kami rakyat pribumi papua adalah hak penentuan nasib sendiri yang telah diinjak-injak dan dihilangkan melalui pelaksanaan pepera tahun 1969.
8. Maka, kami tidak mengakui keberadaan pemerintah republik indonesia serta seluruh lembaga-lembaga negara Indonesia yang ada diatas tanah air Papua Barat.

Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan kami diatas, kami rakyat pribumi papua barat menuntut kepada indonesia agar:
1. Menghentikan semua manuver politik yang sedang dibentuk melalui otonomi khusus, pemekaran, pilkada, pembentukan MRP, dan program UP4B diatas tanah kami Papua Barat.
2. Indonesia dan papua barat sebagai subyek hukum internasional agar segera mengembalikan status politik Papua barat ke meja hukum internasional untuk membuktikan secara jujur dan bijaksana tentang keabsaan indonesia dalam wilayah kami Papua barat demi kemanusiaan keadialan bangsa Papua Barat.
3. Segera mengambil kemauan politik untuk menggelar referendum secara demokratis di Papua Barat dibawah pengawasan PBB demi mencapai solusi final atas konflik Politik di Papua Barat

Bersama dengan ini juga, demi penyelesaian masalah Papua Barat melalui proses Hukum dan Politik,maka kami bangsa Papua Barat dengan resmi menyerahkan mendat penuh kepada:
1. Ms. Melinda Janki selaku ketua International Lawyers for west papua (ILWP), Ms. Charles Forster serta seluruh anggota ILWP untuk mendorong proses penyelesaian masalah Papua barat melalui jalur Hukum Internasional.
2. Mrs. Andrew Smith, MP, selaku ketua Internasional Parliamentarians for West Papua (IPWP), Ms. Caroline Lucas MP serta seluruh anggota IPWP untuk mendorong proses politik di tingakt internasional bersama solidaritas pendukung papua merdeka.
3. Kepada pemerintah republik vanuatu selaku anggota resmi PBB agar membawa status hukum Papua Barat ke International Court of Justice (ICJ) atau pengadilan internasional.

Demi persatuan perjuangan Bangsa Papua Barat, maka kami juga menyeruhkan kepada seluruh komponen bersama organisasi-organisasi perjuangan Papua Barat agar:
1. Hentikan pertikaian internal orang papua dan antara organisasi perjuangan, serta segala keputusan-keputusan organisasi yang sepihak dan tidak melambangkan nilai dan keputusan representatif orang Papua dan perjuangannya.
2. Segera bersatu dalam konsolidasi nasional untuk mendorong terbentuknya dewan nasional Papua barat sebagai badan representatif perjuangan Papua barat.


Demikian pernyataan ini dibuat berdasarkan kehendak murni rakyat bangsa Papua Barat

Salam Satu Hati Satu Jiwa: One People One Soul
Kita harus mengakhiri

Port Numbay 2 Mei 2011

Departemen Keadilan dan Perdamaian

Senin, 02 Mei 2011

REFERENDUM IS THE BEST


Demikian yel-yel yang disuarakan massa rakyat Papua saat melakukan demontrasi tadi siang di Abepura. Dalam aksi yang di motori Komite Nasional Papua Barat (KNPB) ini, massa meminta supaya segera adakan referendum bagi Papua sebab peristiwa PEPERA 1969 adalah rekayasa politik Indonesia untuk mencaplok tanah Papua ke dalam NKRI. Tuntutan referendum ini merupakan salah satu poin dari sebelas rekomendasi yang dihasilkan rakyat Papua bersama MRP dalam Musyawarah Besar (MUBES) pada 9-10 Juni 2010 lalu. Mereka juga menyampaikan bahwa kami tidak membenci saudara-saudara kami yang berkulit putih dan berambut lurus.....yang kami benci dan tolak adalah pikiran-pikiran picik bangsa NKRI terutama para penguasa, pegusaha bermodal, TNI/POLRI yang selalu melihat orang Papua sebagai “yang lain” di atas tanahnya sendiri. Dengan melihat orang Papua sebagai “yang lain” mereka (NKRI) selalu merancangkan hal-hal yang jahat bagi orang Papua yang ujungnya hanya untuk menghabiskan etnis Melanaesia yang hitam dan keriting dari tanah leluhur mereka. Itu yang menjadi musuh utama bagi rakyat Papua.

Aksi yang menghadirkan ribuan massa ini dipusatkan di Lingkaran Abepura. Massa aksi datang dari berbagai penjuru kota Jayapura. Massa dari Sentani tiba di Expo Waena menggunakan kendaraan roda dua dan 15 buah truk. Dari Expo bersama ratusan massa yang menunggu lalu melakukan long march menuju kota Abepura sambil meneriakkan yel-yel Papua Merdeka. Awalnya, aksi hendak dilakukan di DPRP namun masa dihadang oleh blokade aparat sehingga mereka memilih duduk dilingkaran Abepura untuk melakukan orasi-orasi. Akibatnya lalu lintas macet total.

Mako Tabuni dalam orasinya mengatakan bahwa aksi kali ini bukan aksi biasa. Sebab aksi ini akan membuka pintu menuju proses penyelesaian masalah Papua Barat di tingkat Internasional. Ia juga menambahkan bahwa aksi ini guna memberikan kekuatan hukum kepada ke 62 pengacara internasional yang akan mewakili orang Papua menggugat PEPERA di Mahkama Internasional tahun ini. Sementara itu Benyamin Gurik dari BEM uncen dalam orasinya mengatakan bahwa kita harus mengakhiri semua penderitaan ini supaya generasi baru nanti dalam Papua Baru mereka menikmati keadilan dan kedamaian di negerinya sendiri. Orasi-orasi lainnya juga pada intinya sama.

Setelah melakukan berbagai orasi dan mementaskan beberapa fragmen yang mengambarkan kekerasan yang dilkukan aparat TNI/POLRI terhadap orang Papua selama ini. Maka massa membubarkan diri dengan aman dan tertib sekitar pukul 16.30 WPB.

Departemen Keadilan & Perdamaian