Media Online Milik Gereja Kemah Injil KINGMI Papua

Selasa, 14 September 2010

Persoalan Masyarakat, Persoalan Gereja

JUBI --- Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua, Dr. Benny Giay, mengatakan, pelbagai persoalan masih mendera masyarakat di Tanah Papua. Tidak sedikit kalangan muda menghadapi persoalan pelik, mulai dari krisis jati diri akibat pengaruh budaya luar, minuman keras, HIV/AIDS, hingga tertutupnya ruang demokrasi.

“Banyak masalah terjadi setiap hari. Semua ini memaksa kita harus hadapi bersama, minimal setiap pribadi mau bangkit dan melawan permasalahan yang ada, bukan tunduk pasrah menerima begitu saja,” tutur Benny pada penutupan Pekan Rohani, Seni dan Olahraga (Proseni) Kingmi Papua II di Gereja Anthiokhia, Enarotali, Kabupaten Paniai, Sabtu (11/9) malam.

Menurutnya, persoalan di berbagai bidang, sosial, ekonomi, politik, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, tindak kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), sangat dirasakan oleh masyarakat Papua. “Terlalu besar eksesnya, sampai-sampai kitorang jadi lemah sekali.”

Untuk menghadapi dan menangkalnya, kata Benny, serahkan kepada Tuhan melalui doa dan tentunya bekerja. “Semua pihak, termasuk Gereja punya tanggungjawab untuk melihat masalah-masalah yang dihadapi masyarakat,” cetusnya.

Sesuai program kerja Sinode GKIP, sebut Giay, umat harus dibentengi dengan penguatan iman. Setiap orang sebagai ciptaan Tuhan perlu diperhatikan keluh kesah, masalah dan harapannya. ”Jemaat harus dibentengi. Para pemuda dan pemudi dibina imannya kemudian disertai pendampingan yang serius agar potensi mereka dapat dikembangkan di masing-masing bidang,” tandas dosen Sekolah Tinggi Theologia ‘Walter Post’ Jayapura.

Benny juga mengajak kepekaaan dan dukungan nyata dari denominasi Gereja lain menyikapi berbagai fenomena yang kian mengancam eksistensi umat Tuhan di Tanah Papua.

Kegiatan Proseni bertema “Berubah Untuk Menjadi Kuat” berlangsung selama enam hari (6-11/9), diikuti ribuan pemuda-pemudi dari 73 Klasis di Tanah Papua (Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat). (Markus You)

Sabtu, 11 September 2010

LIMA RATUSAN ANAK SEKOLAH MINGGU KLASIS JAYAPURA MENGIKUTI KEGIATAN SEHARI BERSAMA YESUS

Sentani, Sabtu, 11 September 2010. 
Kasih persaudaraan berarti saling membantu, bekerja sama, memiliki perasaan simpati, membangun persahabatan, dan tidak mementingkan diri sendiri. Pekerjaan yang besar akan lebih ringan jika dilakukan secara bersama-sama oleh kita dalam kasih persaudaraan. Oleh karena itu sangat penting untuk selalu memaknai kasih persudaraan dalam kehidupan kita. Demikian inti renungan yang disampaikan oleh Ibu Damaris A Giay Ketua Sekolah Minggu Klasis Jayapura. Renungan diangkat dari Ibrani 13:1 “ Pelihara Kasih Persaudaraan”

Kegiatan sehari bersama Yesus yang dikemas dalam ibadah dan perlombaan ini diikuti oleh anak-anak sekolah minggu dari jemaat-jemaat yang ada di lingkungan Klasis Jayapura. Kegiatan yang dimulai sekitar jam 9:30 pagi hingga jam 14:00 ini diikuti oleh 500-an anak sekolah minggu yang didampingi oleh guru-guru mereka. Kegiatan ini dibuat dalam rangka membangun kebersamaan dan persahabatan.  “Kami buat kegiatan ini dengan tujuan agar ada kebersamaan dan persahabatan antara anak-anak sekolah minggu serta guru yang melayani. Tidak hanya itu kami juga memprogramkan kegiatan lain kedepan yaitu lomba paduan suara tingkat remaja yang direncanakan akan dilakukan dalam bulan Oktober tahun ini. Dengan kegiatan-kegiatan seperti ini kami berharap akan menumbuhkan rasa kasih yang dalam terhadap Tuhan dan sesama serta terhadap gereja di dalam diri anak-anak ini sejak dini”, demikian kata ibu Damaris A Giay kepada media ini.

Kegiatan ini diisi dengan perlombaan-perlombaan seperti: cerdas cermat Alkitab, lompat karung, makan keripik, membawa kelereng dengan senduk dan mengantar karet dari satu tempat ke tempat yang lain. Untuk perlombaan CCA diikuti oleh anak-anak sekolah minggu kelas remaja. Perlombaan lompat karung dikuti oleh anak-anak remaja dan pratama, sedangkan lomba makan kerupuk dan membawa kelereng diikuti oleh anak-anak kelas kecil. Kegiatan berjalan sangat Meriah. Kegiatan perlombaan ini dipimpin oleh ibu Damaris A Giay dan ibu Clara P Pigay yang dibantu oleh guru-guru sekolah minggu.

Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian hadiah bagi para pemenang lomba, pengumuman kegiatan lomba paduan suara serta doa penutup yang dibawahkan oleh Ibu Pdt. C.H S Nawipa.  

Naldo

Selasa, 07 September 2010

Ribuan Pemuda KINGMI ‘Banjiri’ Enarotali

JUBI --- Kegiatan Pekan Rohani, Olahraga dan Seni (Proseni) KINGMI Papua tahun 2010 yang dipusatkan di Enarotali, Kabupaten Paniai, dihadiri ribuan pemuda-pemudi.

“Peserta Proseni II tahun ini berasal dari 72 Klasis di Provinsi Papua Barat dan Papua,” kata Ketua Panitia, Menase M. Pigai, Senin (6/9).

Peserta Proseni mulai berdatangan dari berbagai daerah sejak dua pekan lalu. Disambut hangat panitia dengan tarian khas suku Mee.

“Kami menerima para pemuda dan pemudi peserta Proseni. Kegiatannya cukup ramai. Pembukaannya tadi, dan masih akan berlanjut beberapa hari kedepan,” imbuh Menase.

Sekretaris Panitia Proseni KINGMI Papua, Pely Yogi menjelaskan, Proseni diharapkan menjadi wahana mempererat persaudaraan diantara para pemuda dan pemudi Kingmi se-Tanah Papua. “Proseni dapat memberikan satu makna tersendiri baik generasi muda Papua, karena melalui serangkaian kegiatannya akan mendalami hakikat hidup, memahami apa sumbangsih pemuda-pemudi bagi perkembangan gereja dan masyarakat umumnya. Berusaha menemukan jatidiri dan karakter sebenarnya agar tidak menjadi generasi pasif di tengah perubahan jaman,” tuturnya.

“Melalui kegiatan akbar ini kita memberikan pencerahan kepada generasi muda Papua. Selanjutnya menjadi pekerja ladang Tuhan.”

Dalam seminar, rekoleksi dan renungan, para peserta Proseni diharapkan bisa menyadari dan menggali potensi diri, berusaha mencermati tanda-tanda jaman, peka terhadap realita sosial kemasyarakatan, persoalan kemanusian. Juga kehidupan rohani serta hidup sehat sesuai ajaran Tuhan.

Proseni pertama dilaksanakan tahun lalu di Timika. Diselenggarakan oleh Departemen Pemuda KINGMI Papua. (Markus You)