(Kata Sambutan Ketua Sinode Kingmi Pada 9 Mei 2011, Pada Acara Pembukaan Raker Sinode di Kampus STT Walter Post Jayapura)
Saudara-saudari, kordinator, Badan Pengurus Klasis dan para hamba Tuhan dan umat Tuhan di lingkungan Sinode Kingmi yang kami kasihi dalam Tuhan,
Pertama-tama, ijinkan saya sebagai Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua menyampaikan Selamat datang dan selamat merayakan HUT Kingmi yang ke 49 tahun yang baru saja kita rayakan. Kita menyukuri kebaikan dan kasih kesetiaan Tuhan atas bimbingan dan penyertaannya dalam 49 tahun Gereja Kingmi berkarya di Tanah ini. Kesempatan yang berbahagia ini, kita ingin gunakan untuk menyampaikan terima kasih kita kepada para pelayan baik hamba Tuhan dan awam yang telah mendedikasikan hidupnya selama 49 tahun ini, bagi penyebaran injil dan penguatan umat melalui Gereja Kingmi di Tanah Papua. Kita pada saat yang sama mengakui kelalaian dan kegagalan kita (baik secara sadar maupun tidak) baik secara pribadi maupun secara lembaga Gereja dalam memenuhi tugasnya di tanah ini.
Ijinkan saya menggunakan kesempatan ini menyampaikan kesepakatan kami Badan Pengurus bersama Penasehat rencana kita tahun (2012) kita merayakan 50 tahun Gereja Kingmi berkarya di tanah Papua. Untuk itu, dalam Raker ini kita akan membentuk Panitia Yubelium; agar melalui wadah ini kita sebagai Lembaga Gereja akan merenungkan secara kritis apa yang telah kita jalani, selama 50 tahun supaya kita bisa melihat ke depan dan merumuskan apa yang kita lakukan untuk mewujudkan impian Tuhan di Tanah ini.
Kedua, pada hari ini ketika kita mengadakan Raker Sinode di Pos ini dan ketika kita berencana menyelenggarakan 50 tahun Gereja Kingmi berkarya di Tanah Papua, Gereja Kingmi di Tanah Papua, secara masyarakat kita sedang menghadapi perubahan dan kejadian yang besar yang akan berdampak besar ke depan. Kita sebutkan beberapa perkembangan dan perubahan yang akan berdampak besar terhadap kita dan generasi kita masa depan. (a) Pemekaran Provinsi dan Kabupaten yang membuka pintu selebar-lebarnya bagi masuknya agama-agama, aliran dan budaya baru dan kepentingan baru ke tengah-tengah kampung dan masyarakat dan jemaat kita dalam jumlah yang tidak kita bayangkan; (b) Masuknya pendatang dan pelaku-pelaku ekonomi secara berlebihan lewat pesawat setiap hari dan lewat kapal mewah yang masuk setiap minggu, (c) Selain itu kita juga sebagai masyarakat dan umat terus menjadi korban kekerasan Negara. Kekerasan Negara di Puncak Jaya, Wamena, Paniai dll bukanlah hal baru di masyarakat. Dan (d) Otonomi Khusus yang gagal (d1) memberi perlindungan, (d2) menunjukkan keberpihakan dan (d3) gagal memberi penguatan kepada Orang Asli Papua sehingga telah dikembalikan oleh masyarakat. (e) sejak awal April 2011 lalu kami berhadapan dengan ribuan anak Papua yang diangkut ke Pesantren di Jawa. Sebagian anak-anak ini yang tidak tahan ditaruh/ disekap dalam Pesantren melarikan diri karena tidak tahan mengalami kekerasan. Tetapi ribuan sedang ada di pesantren. Apa yang akan mereka lakukan pada saat mereka kembali ke Papua 10 – 15 tahun dari sekarang? Mereka akan menaikkan bendera apa?
Semua ini kita memandangnya dalam terang Firman Tuhan sebagai “tanda-tanda jaman“ yang disebutkan oleh Tuhan Gembala kita dalam ((Matius 16:3)
Ketiga, pertanyaannnya: bagaimana kita menghadapi tanda-tanda jaman ini? Bagaimana kita harus hidup supaya “roh kita tidak padam”? atau dipadamkan? Sinode Kingmi telah mencanangkan Penginjilan Jilid Dua atau Penginjilan baru. Demikian juga tema Perayaan HUT kita tahun ini adalah dalam rangka menghadapi tanda-tanda jaman tadi. PI Jilid satu dimulai Januari 1938 sampai tahun September 2010. Selama 70 tahun kita sebagai Gereja dan umat hari ini melihat hasil: Gereja Kingmi yang besar ini adalah hasil dari Penginjilan Jilid Satu. Tetapi secara mutu atau isi dan kualitas kita tidak berdaya. Dengan Penginjilan Baru atau Penginjilan Jilid dua yang kita canangkan sejak September 2010 – 2080 kita bertekad dan komit untuk membangun Gereja yang berkualitas. Gereja yang tangguh, yang ke depan, bisa menjadi Gereja penentu arah dan menghadapi tanda-tanda jaman tadi.
Keempat, sebagai manusia bertanya: kalau demikian, Apa yang kita lakukan hari ini dan selanjutnya, supaya impian dan harapan untuk menjadi “Gereja yang diperhitungkan” bisa terwujud? Apa yang perlu kita bahas dan gumuli dalam Raker Sinode seperti ini: supaya “harapan menjadi Gereja penentu atau Gereja yang diperhitungkan” itu bisa terwujud. Apa yang kita lakukan hari ini dan tahun-tahun depan supaya ke depan kita bisa menjadi Gereja yang berkualitas? Di mana kita bisa mendapat petunjuk menghadapi tanda-tanda jaman ini?
(a) Perhatikan dan camkan kata-kata Firman Tuhan berikut: kamu bangsa (orang asli) Papua berharga di mata Tuhan. “Oleh karena engkau berharga di mataKu” (Yesaya 43:4). Mulai hari ini hiduplah sebagai orang yang berharga dan bermartabat.
(b) Peliharalah “cahaya dan terang” yang ditaruh Tuhan dalam hati batin dan kehidupanmu. Peliharalah cahaya dan terang yang telah Tuhan taruh dalam hati batin dan kehidupanmu dan kehidupan istri, anak dan tetanggamu. Simak Firman Tuhan: “Sekarang kamu adalah terang”, hiduplah sebagai anak-anak terang”.(Epesus 5:8-9 )
(c) Jadilah kuat melawan kuat kuasa yang mematikan, dan memadamkan terang tadi (butir b) di atas. Epesus 6: 10 – 12) “hendaklah kamu kuat, dalam kekuatan kuasaNya” melawan segala tipu dan program dan kebijakan yang bertujuan matikan “cahaya yang Tuhan berikan kepada semua insan manusia”.
(d) Dengan “mata tertuju kepada Kristus” (Iberani 12:2) belajarlah dari semut “hai warga dan pengerja Gereja Kingmi yang pemalas (Amsal 6:8-11). Bagaimana menghadapi tanda-tanda jaman tadi? Dengan mata tertuju kepada Kristus belajarlah dari semut: bekerja keras memenuhi kebutuhan makan dan minum, kebutuhan akan rumah yang layak huni, kebutuhan akan gizi, kebutuhan akan pendidikan. Belajarlah menjadi mandiri dalam ekonomi rumah tangga, Mulai hari ini tanggal 9 Mei 2011 marilah camkan Firman TUhan berikut: Yeremia 29:5, 7. Dirikanlah rumah untuk kamu diami dan buatlah kebun kamu nikmatui hasilnya… Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu pergi, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan sebab kesejahteraanya adala kesejahteraanmu”.
(e) Menyembah Tuhan yang tidak pandang bulu dan membela hak anak yatim piyatu dan janda dan menunjukkan kasihNya (Ulangan 10:17, 18) dan membela nasib orang yang tertindas dan miskin (Mazmur 140:13)
Umat Tuhan yang kami kasihi, inilah sari dari apa yang kita sebut Penginjilan Baru, Penginjilan Jilid 2, yang kita mau kerjakan bersama ke depan. Semangat penginjilan Baru dan Penginjilan Jilid 2 terdapat renungan (a sampai d) di atas. Apabila pikiran, catatan dan renungan ini diterima, direnungkan dan dipraktekkan dan dibicarakan, kita, tanpa di sadari telah mengambil bagian dalam melaksanakan program PI Jilid dua atau PI Baru dan sekaligus , kita mulai menjadi Gereja yang menabur benih.
Ketika kita mulai mengambil langkah ini, kita sudah mulai menjadi Gereja yang mengambil kendali dan menjadi Gereja penentu masa depan apabila kita menjadikan Raker Sinode ini sebagai momentum untuk membarui tekad dan janji kita dan melaksanakan Penginjilan Jilid dua dan menjadi “pelaku dari Firman”: Gereja penabur benih (Mazmur 126:5.6).
Selamat Melaksanakan Raker Sinode .
Jayapura, 9 Mei 2011
Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua
Pdt. Benny Giay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar